Skip to main content

Posts

Featured

Kamu penggila John Mayer, tapi aku lebih menggilaimu

Kamu bicara tentang John Mayer, seperti bicara tentang nabi yang turun membawa gitar, dan aku perempuan yang lagi-lagi tersesat tidak gentar, mencoba pura-pura paham kenapa nada-nada itu, seolah bisa menyelamatkanmu dari kejamnya hidupmu. Padahal sebelum kamu datang, nama John Mayer hanya sekadar angin yang lewat, menyenggol telinga, lalu hilang dengan cepat. Namun, lihatlah aku sekarang, menyetel lagunya berkali-kali, seperti mantra pemanggil seseorang, yang tak pernah benar-benar pulang. Kamu menggilai Mayer seakan ia penjelmaan segala yang kau buru, sementara aku menggilaimu, dengan cara yang bahkan kamu tak sanggup bayangkan, diam, dalam, dan sangat tidak sehat. Kamu bangga menyebut Continuum sebagai alkitab, padahal hidupmu sendiri tersendat di tanda koma, yang kamu buat dari keraguanmu mencinta. Aku mendengarkan Gravity dengan bertanya-tanya : "Apa yang menarikmu jatuh ke arahku, musik itu, atau justru aku yang selalu diam-diam menahanmu, menunggu saat kamu berhenti ragu, ...

Latest Posts

Tanpa Garis

Seperti kata Sapardi, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana"

Something lost & Something gained

Chapter 6.5 : A Garden of Misplaced Hearts

Chapter 6 : Ringgo's version

A Lot of Things I Would Never Understand

Merdeka Bagimu Yang Berani Jujur

Grieving the loss of possibility

Three things I love most about you

Learning how to not to die